Cara mudah belajar bahasa Inggris – Mungkin Anda banyak mencari tentang cara cepat belajar bahasa Inggris dan bagaimana bisa berbicara, menulis, dan hafal semua aturan tata bahasa dalam bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris banyak membuat siswa frustrasi, karena mereka tidak mengetahui bagaimana metode yang tepat. Sebagai hasilnya, pembelajaran yang mereka lakukan tentu saja sia-sia dan tidak membuahkan hasil dengan signifikan.
Dalam cara cepat belajar bahasa Inggris, sejatinya hanya ada tiga langkah mudah yang bisa Anda terapkan dan membuahkan hasil yang baik. Langkah-langkahnya akan kami jelaskan secara singkat berikut ini.
Fokus pada Input dan bukan hanya output
Kebanyakan siswa dan guru bahasa Inggris memberikan pemahaman bahwa kunci penguasaan bahasa terletak pada menulis dan berbicara. Memang, itu tidak salah karena banyak orang yang langsung praktik berbicara dengan berani, ia akan terbiasa dan kemudian mendapatkan kemampuan berbahasa Inggris dengan baik.
Tetapi untuk lebih cepat, seseorang juga harus mengasah kemampuan mendengar. Kemampuan mendengarkan merupakan salah satu kunci meraih keberhasilan dalam belajar bahasa Inggris. Untuk itu Anda harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan lagu bahasa Inggris, teks bahasa Inggris, dan tentu saja film berbahasa Inggris.
Dengan mendengarkan beragam kata dalam bahasa Inggris dalam waktu yang lama, maka kemampuan mendengarkan bisa meningkat pesat. Anehnya, Anda juga akan meningkatkan kemampuan dengan pesat dalam konteks berbicara. Situasi tersebut telah terbukti dan kemudian, Anda harus menjadi orang berikutnya yang membuktikan hal ini.
Grammar itu penting namun jangan terlalu dibebankan
Grammar adalah hal yang penting bagi Anda sebagai pelajar. Mengapa demikian? Karena status bahasa Inggris di Indonesia adalah bahasa Asing, bukan bahasa asli, atau bahasa kedua. Jadi, grammar adalah sebuah hal yang wajib untuk dipelajari.
Kendati demikian, jangan anggap grammar sebagai beban yang mengharuskan Anda untuk menyesuaikannya sesempurna mungkin. Dalam hal menulis, tentu saja grammar penting, namun dalam berbicara bahasa Inggris, kita bisa sedikit memberikan toleransi dengan kesalahan-kesalahan grammatical atau tata bahasa. Namun, maksud dari perkataan yang kita ucapkan harus tetap jelas.
Grammar itu penting namun jangan sampai mengalahkan keberanian kita untuk mengekspresikan bahasa Inggris.
Kunci dalam cara cepat belajar bahasa Inggris adalah dengan melambat dan terus mengulang. Di sekolah, siswa membaca teks terlalu cepat kemudian guru memberikan materi dengan sikap seakan terkejar oleh waktu. Akibatnya pemahaman seringkali tidak maksimal. Siswa hanya akan mendapatkan memori jangka pendek dan guru sulit untuk berhasil dalam mengajar.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengulangan yang dilakukan secara terus menerus dan dalam tempo yang lebih lambat akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Siswa harus mendapatkan materi dengan pengulangan hingga belasan kali. Dengan pengulangan tersebut, maka terbentuklah memori jangka panjang. Kemudian, siswa mampu mempelajari bahasa Inggris dengan lebih baik, dan tentu saja efektif.
Itulah 3 langkah utama dalam cara cepat belajar bahasa Inggris. Selamat mencoba dan semoga Anda berhasil.
Metode pembelajaran bahasa inggris memainkan peranan yang sangat penting di
dalam kegiatan belajar bahasa Inggris. Ada banyak siswa yang mampu mencapai
prestasi baik karena diajarkan menggunakan metode pembelajaran bahasa inggris
yang tepat. Sebaliknya, kebanyakan siswa merasa bosan dan enggan belajar bahasa
Inggris karena metode yang ada begitu membosankan.
Sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris merupakan kunci dalam
pembelajaran. Apabila seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta
membosankan, maka habislah sudah kelas tersebut. Rata-rata, siswa akan
cenderung bosan dan tidak menyukai kelas bahasa Inggris yang berlansung selama
hampir dua jam. Berikut ini adalah Sembilan model utama pembelajaran Bahasa
Inggris yang wajib untuk diketahui setiap pengajar Bahasa Inggris:
1.Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara
mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan
bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa
anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit
dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat
peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama
halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa
dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat,
maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng
mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau
kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun
sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat
pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada
anak-anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per
kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu.
Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan
seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia
mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam
mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih
kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun
pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik
bagi anak didik.
2.Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang
selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method)
ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi
sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode
ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling
berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan
aktif berbahasa asing.
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab
sekolah-sekolah berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara
kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik.
3.Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar,
siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung
(direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing
tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus
dan bahasa anak didik dapat digunakan.
Ciri Metode Natural ini antara lain :Urutan pelajaran mula-mula diberikan
melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking),
membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika Pelajaran
disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah
diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari
benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal
luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.Alat peraga
dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk
menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan
memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat
utama menguasai bahasa asing Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan
bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata
bahasa) kurang diperhatikan.
4.Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau
bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid
bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini.
Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan
yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning,
How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau
kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di
kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa);
peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif,
berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok
mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau
penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar
mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation
Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang
pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari
tiap-tiap metode ini.
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode
ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids
yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu
mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek
selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing
tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap,
gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar
serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun
bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.
5.Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara
menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian
diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa
asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan
Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan
latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan
kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul
latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :Guru
membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan
acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan
baik-baik acara bacaan ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat
pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta
gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutanGuru dapat menghentikan
seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan
dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri
berikutnya Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat
dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana,
setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulitUntuk memperjelas
ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat
peraga/media pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan
latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing
anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan
khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi
motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap
hari latihan (PR).
6.Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis
dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi
yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan
praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu
berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran
harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika
dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan
diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari
yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah
tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama
benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan.
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih
luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.
7.Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan
cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan
topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang
guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu
lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru
langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan
bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di
antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi
bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada
tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau
baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan
untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga
selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method,
tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau
penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara
(fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi,
tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih
tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di
pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya,
semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah kemampuan dan
kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung
sebagai fungsi utama bahasa
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only
about the language.
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara
praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul,
atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan
atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai
sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit.
Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan,
sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau
lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia,
dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan
kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata
yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya
dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan
dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill
atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan
ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi
atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat
giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar
memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir
menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai
kepekaan pendengaran (Listening, dll). Seterusnya latihan-latihan speaking
(speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai
bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis
secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf.
Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan
mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya
bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa
Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai
yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.
Kata media
berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ()
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks
dan lingkungan sekolah marupakan media.
Fleming (1987: 234) menyatakan media berfungsi untuk mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi pelajaran.
Hainich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Kesimpulannya, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.
• Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran menurut Gagne
dan Briggs (1975) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar,
grafik, televisi dan computer.
• Media Pendidikan
Adapun pengertian media pendidikan itu antara lain:
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) atau perangkat keras,
yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panea
indera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik (software) atau perangkat
lunak, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan
isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
e. Media pendidikan dapat digunakan secara missal (radio, TV), kelompok besar
dan kecil (film, slide, video, OHP), atau perorangan (modul, computer, radio,
tape,/kaset, video recorder)
Jadi kesimpulannya, media pendidikan adalah perantara yang membawa informasi
atau pesan-pesan sebagai sumber belajar, baik berupa software dan hardware.
Contoh media pendidikan adalah gambar, foto, sketsa, diagram, bagan/chart,
grafik, kartun, poster, radio dan lain-lain.
• Media Massa
Media massa berasal dari dua kata, yaitu media dan massa. Media adalah alat
atau perantara, sedangkan massa adalah orang banyak dan masyarakat umum. Jadi
dapat disimpulkan bahwa media massa adalah suatu perantara untuk menyampaikan
pesan kepada masyarakat atau orang banyak. Pesannya itu mengandung
informasi-informasi yang diperlukan masyarakat, baik mengenai politik, sosial,
ekonomi, maupun budaya. Sehingga dengan adanya media massa masyarakat mendapat
pengetahuan tentang negaranya. Contoh dari media massa adalah surat kabar dan
Koran.
B. Manfaat
Media Pembelajaran
Salah satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat
media pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Salah satu
aspek yang menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar adalah pemilihan
media pembelajaran yang tepat.
Menurut Hamalik (1986), media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan
motivasi, keinginan minat, dan rangsangan kepada siswa. Sehingga dapat membantu
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data, memadatkan informasi.
Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar
dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982), itu karena media
pembelajaran khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu:
• Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
• Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
• Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
• Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
secara verbal.
Alasan-alasan
mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu:
a. Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu
sendiri, antara lain:
1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran
dengan baik.
3. Metode pengajaran akan bervariasi
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
b. Alasan
kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir
konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang
kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
C. Perbedaan
Media dua dimensi dan tiga dimensi
1. Media Dua
Dimensi
Media dua dimensi sering disebut media grafis. Media dua dimensi adalah media
yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran dapat
mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui
perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka dipergunakan
sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan
komik. Sedangkan sketsa, lambing bahkan foto digunakan untuk mengartikan fakta,
pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai penyajian grafis. Contoh
media dua dimensi C media grafis, yaitu:
a. Bagan
Yaitu kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk
memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atas gagasan.
Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relative,
perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi.
b. Diagram
Yaitu suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal-balik terutama dengan garis-garis.
c. Grafik
Yaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik
dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Tujuan dalam grafik
adalah memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta
sederhana. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik garis, batang,
lingkaran, atau piring dan grafik.
d. Poster
Yaitu kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna dan pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan
gagasan yang berarti dalam ingatannya. Poster berguna untuk motivasi,
peringatan dan pengalaman yang kreatif.
e. Kartun
Yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan,
atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
f. Komik
Yaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu
cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk
memberi hiburan kepada para pembaca.
2. Media
Tiga Dimensi
Yaitu media yang mempunyai panjang, lebar dan isi. Media tiga dimensi yang
sering dipakai adalah model dan boneka. Model adalah tiruan 3 dimensional dari
beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu
mahal, terlalu jarang, terlalu ruwet untuk dibawa ke kelas, dan dipelajari
siswa dalam wujud aslinya.
1) Jenis model dan penggunaannya
a) Model padat (solid model), yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari
pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan
gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat
yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu
dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih
paham dalam pelajaran.
b) Model penanpang (cuteway model), yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek
itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan
bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena
berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya.
c) Model kerja (working model), yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan
bagian luar dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi
kepada siswa.
d) Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau
sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk
berbagai objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta
pengeras suara, lambing-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam
diagram.
e) Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan
pemandangan sebenarnya.
2) Jenis boneka dan penggunaannya
Contohnya boneka tangan, dan wayang yang dapat digunakan agar siswa menjadi
lebih tertarik untuk belajar.
D. Berbagai
bentuk media audio visual
Media audio visual terdiri dari dua kata yaitu audio dan visual. Audio artinya
pendengaran atau dapat didengar, sedangkan visual yaitu yang Nampak oleh mata
atau yang kelihatan. Jadi media audio visual adalah media yang dapat didengar
dan dapat pula dilihat oleh panca indera kita. Contoh media audio visual yaitu
televisi dan computer.
Kelebihan media Audio Visual, yaitu:
o Pada televisi; televisi bersifat langsung, dapat membawa dunia nyata ke rumah
dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa,
melalui penyiaran langsung/rekaman.
o Menghemat waktu guru dan siswa.
o Televisi bersifat langsung dan nyata, sehingga siswa dapat dengan jelas
melihat program apa yang lagi ditayangkan dan dapat memaksimalkan fungsi
inderanya yaitu mata dan telinga.
o Lebih menarik minat siswa
o Pelajaran lebih bervariasi dan berkesan
o Jangkauannya luas
Kelemahan
media audio visual adalah:
o Keanekaragaman siaran di TV menyulitkan guru untuk memilih siaran mana yang
baik dan sesuai dengan pelajaran.
o Alat dan dana yang tidak memungkinkan.
o Menyita waktu guru, karena harus menjelaskan lagi setiap peristiwa yang ada.
o Tidak setiap guru mampu menjelaskan peristiwa yang ada secara gambling.
E. Kriteria
pemilihan media pelajaran
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pendidikan adalah
sebagai berikut
- Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif
- Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
- Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif
Harus disadari bahwa setiap media memiliki kelemahan dan kelebiha. Pengetahuan
tentang keunggulan dan keterbatasan media menjadi penting bagi gurudapat
memperkecil kelemahan atas media yang dipilih oleh guru sekaligus dapat
langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki.
Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu:
• Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
• Keterpaduan (validitas).Media harus tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.
• Media harus praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana,
atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang
mahal dan memakan waktu yang lama bukanlah jaminan. Sebagai media yang terbaik.
Sehingga guru dapat memilih media yang ada, mudah diperoleh dan mudah dibuat
sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan
kapanpun dengan peralatan yang ada di lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa
dan dipindahkan ke mana-mana.
• Media harus dapat digunakan guru dengan baik dan terampil. Apapun medianya,
guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran. Komputer, proyektor
transparansi (OHP), proyektor slide, dan film, dan peralatan canggih lainnya
tidak akan berarti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses
belajar mengajar di kelas.
• Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
• Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. Media yang
digunakan harus dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran
tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Prof. Drs Hartono Kasmadi M.Sc bahwa dalam memilih media pendidikan
perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu: produksi, peserta didik, isi, dan
guru.
1) Pertimbangan produksi
- Availabilty
- Cost
- Physical condition
- Accessibility to student
- Emotional impact.
2) Pertimbangan peserta
- Students characeristics
- Students relevance
- Students involvement
3) Pertimbangan isi
- Curriculair – relevance
- Content-soundness
- Presentation
4) Pertimbangan guru
- Teacher-Utilization
- Teacher peace of mind